Jumat, 11 Maret 2011

gt

fg

df

pengusaha sukses

  1. Budi Hartono
    Ingat sebuah merk rokok terkenal di Indonesia, maka pasti nama Budi Hartono tidak bisa dilepaskan darinya. Djarum, perusahaan rokok yang dirintis oleh ayahnya itu mengantarkan Budi Hartono menjadi orang terkaya di Indonesia dengan kekayaan mencapai  US 4,2 milyar dolar.

    Budi masuk dalam nama nama pengusaha sukses di Indonesia karena perusahaan rokok warisan ayahnya tersebut. Belakangan, ia membeli saham kepemilikan BCA dan menjadi pemegang saham dengan prosentase terbesar, yaitu 51 %.   
  2. Andre Wongso SDTT, TBS
    Nama Andre Wongso masuk ke daftar nama nama pengusaha sukses di Indonesia karena kiprahnya di dunia bisnis yang cukup berhasil. Selain sebagai pengusaha, Andre juga mengklaim dirinya sebagai motivator nomor 1 di Indonesia.

    Lahir dan besar di Malang dalam keluarga beretnis China yang sederhana, Andre bahkan tidak bisa menamatkan Sekolah Dasar, karena sekolahnya yang khusus untuk anak mandarin ditutup. Ia lantas membantu kedua orang tuanya membuat kue-kue dan memasarkannya sendiri ke toko-toko.

    Bisnis pertama mantan pemain film laga di Taiwan ini adalah di bidang kartu ucapan bermerk Harvest. Lantas, ia mengembangkan perusahaannya ke bidang makanan, mainan, dan pendidikan serta pelatihan. Dalam bidang yang terakhir ini, nama Andre Wongso mulai terkenal, hingga saat ini.

    Yang unik, dibelakang namanya ada beberapa huruf yang berjajar seperti titel kesarjanaan. Padahal, SDTT hanyalah kepanjangan dari Sekolah Dasar Tidak Tamat. Dan TBS adalah Tapi Bisa Sukses.
3. Chairul Tanjung Menggeluti berbagai bisnis semenjak bangku kuliah di Fakultas kedokteran Universitas Indonesia. Kesulitan ekonomi setelah perekonomian keluarganya pailit, yang membuatnya kreatif mencari tambahan dana untuk keberlangsungan kuliah. Mulai dari berjualan sepatu, alat tulis hingga aneka kebutuhan mahasiswa lainnya di kampus. Tidak disangka ternyata aktivitasnya dalam bisnis kecil-kecilan itu telah mendidiknya menjadi salah satu pengusaha sukses di Indonesia.
Berbekal pengetahuan di masa kuliah tersebut, pada tahun 1984 Chairul muda memberanikan diri mendirikan CV dan berselang tiga tahun kemudian (1987) berubah menjadi PT. Chairul tidak hanya puas pada satu bisnis. Melalui bendera PT Pariarti Shindutama, ia bersama dua rekannya mendirikan pabrik sepatu, industri genting, sendal dan properti. Namun perbedaan visi dengan kedua temannya, sempat menggoyang bisnis mereka. Akhirnya Chairul memilih untuk menjalankan bisnisnya sendiri.
Meskipun sudah masuk dalam jajaran pengusaha sukses Indonesia, bukan berarti Chairul tidak pernah gagal. Kegagalan demi kegagalan dijalani dengan penuh semangat. Pengalaman bangkit dari kegagalan telah mengajarkan banyak hal tentang proses menuju sukses. Satu demi satu bisnis yang di bangun kini menjadi penggerak roda perekonomian Indonesia.
Salah satu bisnis yang ikut melambungkan namanya adalah bisnis pertelevisian, trans corporation. Bisnis televisi yang digawanginya terkenal ketika berhasil membangkitkan televisi yang hampir bangkrut TV7, yang kini berganti nama menjadi trans7 dan terbilang sukses.

4. Purdi E. Chandra
Ia terkenal sebagai pendiri Primagama lembaga bimbingan belajar terbesar di Indonesia. Berawal dari sebuah outlet yang berisi dua murid saja hingga saat ini primagama telah menjadi Holding Company, yang membawahi lebih dari 20 anak perusahaan yang bergerak di berbagai bidang. Mulai dari pendidikan formal, pendidikan non formal, telekomunikasi, biro perjalanan, rumah makan, supermarket, Asuransi juga lapangan golf. Perjalanan primagama tidak terbilang mulus. Semangat dan kerja keras telah membawa Purdi E Chandra masuk dalam jajaran pengusaha-pengusaha sukses di Indonesia.

5. Martha Tilaar, Kosmetik Sari Ayu
Martha Tilaar kecil adalah anak perempuan yang tomboi dan merasa dirinya paling tidak cantik di antara semua saudaranya. Teguran ibunya agar Martha tampil lebih perempuan membawanya belajar tentang kecantikan.
Martha merintis usahanya dari bawah sekali, sebagai penata rambut door to door. Salonnya pun cukup berlokasi di garasi rumah orang tuanya di kawasan Jakarta Pusat. Kemudian ia mencoba mengembangkan tanaman berkhasiat yang banyak terdapat di Indonesia sebagai bahan pembuat kosmetik.

Usaha Martha tak langsung berhasil, ia bahkan menuai cibiran dari banyak orang. Ketika itu, perawatan tradisional (traditional treatment) masih dipandang sebagai sesuatu yang kampungan, tidak higienis, tidak rasional, bahkan bernuansa mistis. Cibiran itu tak membuat Martha menyerah. Ia malah mematenkan ramuan tradisionalnya dengan merek Sari Ayu.

Tahun 1981, Martha mendirikan pabrik kosmetika Sari Ayu yang pada perkembangan selanjutnya memiliki banyak anak usaha, seperti Mirabella, Cempaka, dan Biokos.

6. Hengky Chua, Bakmi Japos
Hengky Chua memulai bisnis bakmi ini pada tahun 1992 dengan menjadi pedagang mie ayam  keliling dengan modal Rp 750.000,-. Kala itu ia sering mangkal di depan kantor pemasaran perumahan Japos di Tangerang. Nama perumahan itulah yang kemudian dijadikan nama bakmi dagangannya.

Sebelum berbinis bakmi, Hengky sempat berjualan ikan bakar di kawasan Radio Dalam, Jakarta. Namun usaha ini bangkrut. Pada masa mudanya Hengky bahkan sempat menjadi pemungut koran, berjualan permen, dan berjualan ikan mas.
Hidup sulit dan mengalami kebangkrutan usaha tak membuatnya menyerah. Mentalnya justru menjadi kian tertempa. Kini Bakmi Japos sudah berada di banyak lokasi, bahkan sudah dapat dijalankan dengan sistem franchise (waralaba).
Banyak lagi nama nama pengusaha sukses di Indonesia yang dapat dijadikan sebagai “guru” dalam membangun mental dan semangat usaha, mulai dari Bob Sadino,  Eka Tjipta Widjaja, Alim Markus (Maspion Group), hingga generasi yang lebih muda seperti Purdi E. Chandra (Primagama) dan Hendy Setiono (Kebab Turki Baba Rafi).

beberapa pengusaha sukses

1. Chairul Tanjung

Siapa yang tidak mengenal Chairul Tanjung, Pemilik Trans TV, Trans 7 dan Bank Mega ini merupakan nama yang berkibar dalam jejeran pengusaha sukses. Bisnisnya meliputi multimedia, keuangan dan properti. Dalam bidang properti, Chairul Tanjung berjaya dengan kepemilikan Bandung Super Mall di Bandung. Bahkan salah satu bisnis propertinya, Trans Studio Makassar diklaim sebagai arena indoor theme park terbesar di dunia.
Bisnis Chairul Tanjung dimulai sejak dia masih kuliah di kedokteran gigi UI. Seperti umumnya mahasiswa berbisnis, dia memulai bisnisnya dengan berjualan buku kuliah stensilan, usaha fotokopi dan kaos. Namun demikian prestasi akademisnya juga terbilang cemerlang. Chairul Tanjung tercatat sebagai mahasiswa teladan tingkat nasional di tahun 80-an.

2. Purdi E. Chandra

Owner Grup Primagama ini adalah salah satu nama pengusaha sukses di Indonesia. Bisnisnya yang berawal dari usaha bimbingan belajar kini menggurita hingga merambah berbagai bidang usaha. Mulai dari pendidikan, restoran, biro perjalanan, kesehatan, telekomunikasi hingga properti. Konon Primagama sebagai holding company kini membawahi sekitar 20 anak perusahaan.
Purdi yang sempat kuliah di 4 fakultas pada 2 universitas di Jogja, mengakui dirinya tidak pernah lulus. Dia memutuskan drop out dari kuliah karena menganggap tidak mendapatkan apa-apa. Dengan kemauan keras dan tekad yang kuat, Purdi kini bahkan bisa mempekerjakan ratusan karyawan berpendidikan sarjana dan mahasiswa sebagai pengajar dan karyawan di perusahaannya.

3. Hendy Setiono

Mungkin tidak banyak yang mengenal salah satu nama pengusaha sukses di Indonesia, Hendy Setiono. Tapi mendengar kata kebab Turki, ingatan orang pasti akan langsung tertuju ke Kebab Turki Baba Rafi. Hendy Setiono adalah pendiri sekaligus pemilik waralaba Kebab Turki Baba Rafi. Sosok pengusaha muda ini memang fenomenal. Bahkan dia berhasil meraih banyak penghargaan sebagai pengusaha muda mandiri.
Sosok ulet dan pantang menyerah dapat Anda jadikan teladan dari Hendy Setiono. Bayangkan, di saat orang awam tidak banyak yang mengenal kuliner kebab, dia berani berusaha. Berbagai cara dia lakukan untuk mencari formula yang pas untuk kebab Turki yang dirintisnya. Usahanya tidak sia-sia, terbukti kini Kebab Turki Baba Rafi merambah seluruh pelosok nusantara dengan sistem waralaba. Bahkan kebab andalannya kini diikuti banyak pengusaha lain dengan nama berbeda.
Demikianlah 3 contoh nama pengusaha sukses di Indonesia. Banyak hal yang dapat Anda pelajari dari mereka. Kerja keras, pantang menyerah, ulet dalam menekuni bisnis yang sedang dirintis.
4. Jacob Oetama
Jacob Oetama merupakan sedikit dari sekian banyak profil pengusaha sukses Indonesia, yang meniti karir dari nol. Selain itu berbeda dengan kebanyakan para pengusaha muda jaman sekarang, yang meraih sukses karena nama besar orang tua atau kerabat. Sedangkan Jacob Oetama, meniti sukses tanpa memakai embel-embel nama besar kedua orang tua atau kerabatnya. Kesuksesan yang diraih oleh Jacob Oetama, murni merupakan hasil kerja kerasnya sebagai seorang pengusaha.
Siapa Jacob Oetama?
Jacob Oetama kecil, dilahirkan di kawasan Borobudur, Magelang pada tanggal 27 September 1931. Namun banyak yang menyatakan bahwa Jacob berasal dari Yogyakarta. Hal ini karena orang tua Jacob Oetama adalah seorang pensiunan guru dari sebuah sekolah yang berada di kawasan Sleman, Yogyakarta.
Masa SMA diselesaikan di Sekolah Seminari Yogyakarta. Pada masa itu, seorang lulusan SMA sudah bisa mengajar di sekolah setingkat SMP. Ini pula yang dilakukan Jacob Oetama, menjadi guru di SMP Mardiyuana, Cipanas Jawa Barat serta SMP Van Lith Jakarta.
Setelah memilki uang yang cukup, barulah Jacob menginjakkan kaki masuk ke dunia perguruan tinggi. Kampus yang dipilihnya adalah Perguruan Tinggi Publisistik Jakarta, serta Fakultas Sosial Politik Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
Bersama P.K Ojong, Jacob Oetama pada tahun 1963 mendirikan majalah Intisari. Majalah ini berkiblat pada majalah Reader’s Digest yang berasal dari Amerika. Selanjutnya, kisah sukses Intisari dilanjutkan dengan mendirikan sebuah koran harian yang diberi nama Kompas. Hal ini terjadi pada tahun 1965, dimana pada masa itu, Indonesia sedang disibukkan oleh ancaman pemberontakan PKI.
Dari perkembangan Kompas inilah, kemudian berdirilah kelompok usaha Kompas Gramedia. Gramedia adalah nama yang digunakan untuk memberi label pada usaha toko buku. Hingga kini, Kelompok Kompas Gramedia di bawah kendali Jacob Oetama sudah melebarkan sayapnya di berbagai bidang usaha, termasuk di antaranya mengelola bisnis hotel serta sempat berkiprah di dunia jurnalitik pertelevisian.

profil pengusaha sukses

Profil Pengusaha Sukses

Berikut ini akan kami sampaikan dan ceritakan beberapa nama. Nama-nama berikut ini adalah tokoh-tokoh yang sudah teruji sukses dalam bisnis. Mereka masih eksis menekuni bisnisnya sampai sekarang ini. Nama-nama tersebut diantaranya:

1.  Anne Ahira

Ini adalah cewek muda dari Indonesia. Kabarnya bisa mendapatkan  milyaran rupiah hanya dengan melakukan bisnis online. Duduk di depan komputer atau layar laptop. Melakukan pekerjaannya melalui bantuan internet dan mendapatkan pundi-pundi rupiah atau dollar. Bisnisnya yang utama adalah sekolah internet marketing yang dikenal sebagai AsianBrain IMC. Sekolah paling terkenal dan punya siswa terbanyak dalam bidang internet marketing.


2.    Jonru


Jonru dikenal sebagai penulis. Namun, Dia juga mendirikan sebuah lembaga bisnis yang berhubungan dengan kata-kata itu. Yaitu sebuah lembaga kepenulisan yang diselenggarakan secara online dengan nama Sekolah Menulis Online (SMO). Inilah sekolah kepenulisan online pertama di Indonesia yang cukup populer. Dengan jumlah alumni sekitar 300-orang dan kini masih menerima siswa, bisa dihitung kesuksesan Jonru dalam bisnis ini. Taruh saja rata-rata siswa membayar 500 ribu. Tinggal kalikan saja penghasilan Jonru selama ini, maka wajar cerita kesuksesan melakat dalam dirinya.


3.    Purdi Candra

Orang ini adalah jebolan alias drop out dari Universitas Gajah Mada (UGM) Jogjakarta. Namun, ketidaklulusannya tidak lantas menjadikan orang ini tidak sukses. Berawal dari membuka les privat untuk anak-anak sekolah SMA, lalu membuka lembaga bimbingan belajar bernama Primagama. Sekarang ini, barangkali lembaga ini telah dibuka di berbagai kota dengan gerai ratusan. Bisa dibayangkan betapa suksesnya orang ini “hanya” dengan membuka kursus atau bimbingan belajar.

Nama-nama diatas hanya contoh kecil saja orang-orang yang sukses dibidangnya. Mereka sukses tidak serta merta atau datang secara tiba-tiba. Mereka sebelumnya juga mengalami kegagalan dalam usaha, jatuh bangun menyelimutinya hingga akhirnya bisa sukses seperti sekarang ini.

Nah, sekarang saatnya tanyakan pada diri Anda sendiri, mau sukses seperti mereka? Mulailah membuka usaha hari ini. Jangan terlalu banyak berpikir, putuskan dan jalankan. Semoga Anda sukses dan berhasil seperti mereka. Terimakasih.
Riwayat Pengusaha Sukses, Dr.H. Rahmat Shah
Riwayat pengusaha sukses lainnya adalah sosok pendiri Rahmat International Wildlife Museum & Gallery bernama Dr. H. Rahmat Shah. Ia sudah menunjukkan jiwa pekerja kerasnya sejak usia remaja. Kala itu saat teman-teman seusianya sibuk dengan kehidupan glamour para remaja, Rahmat justru bekerja keras pada sebuah bengkel milik keluarga.
Setiap hari Rahmat mengayuh sepeda membawa peralatan berat dan bermandi oli. Usaha ini menempa Rahmat menjadi sosok montir yang handal. Rahmat menghabiskan masa remajanya untuk berjuang bekerja dan berjuang untuk hidupnya. Ia mengaku hampir tak punya waktu untuk menikmati kehidupan remajanya. Awal karirnya dimulai saat pengusaha sukses Surya Paloh tertarik dengan karirnya. Surya Paloh pun mengajak Rahmat bergabung di PT. Ika Diesel.

nama-nama pengusaha sukses

Berikut adalah beberapa nama pengusaha sukses dari sekian banyak nama.
1.    Tomi Winata (Bos Artha Graha)
Tomi adalah orang yang sukses. Dulunya ia seorang yang sangat miskin. Hidupnya sangat memperihatinkan. Sejak kecil ia sudah menjadi yatim-piatu. Penguasaha bernama aslli Oe Suat Hong ini dilahirkan di Pontianak pada 1958. Tomi yang akrab dipanggil TW sudah memulai bisnis sejak usia 15 tahun.
Awal dari bisnisnya dimulai sejak ia berkenalan dengan seorang komandan rayon militer di Kalimantan. Dari perkenalan itulah, akhirnya Tomi dipercaya untuk membangun kantor koramil di Kalimantan. Tomi kemudian menjadi orang dikenal di kalangan militer.
Sejak itu, pihak militer sering mempercayakan Tomi untuk menangani berbagai proyek pembangunan. Hingga ia memutuskan untuk bisnis di berbagai bidang properti.
Tomi atau TW juga mengembangkan bisnis di bidang lain seperti perdagangan, perhotelan, transportasi, perbankan, telekomnukai, dan lain-lain. Berbagi bisnis itu ia jalani dengan ulet dan penuh kesungguhan. Hal inilah yang menjadikan dirinya sukses dalam berbisnis.
Beberapa perusahaan yang pernah dia dirikan adalah PT. Danayaksa Arthatama yang didiririkan pada 1989. Kemudian ia juga bermitra dengan Yayasan Kartika Eka Paksi, milik TNI AD. Ia juga mendirikan proyek raksasa Sudirman Central Bussines Distric (SCBD) yang katanya menghabiskan dana 3,25 miliar dolar. Serta memimpin lebih dari 16 perusahaan lebih.
2.    Basrizal Koto (Berawal dari Menjual Pete)
Basrizal Koto atau yang akrab dipanggil Basko merupakan bos yang telah memimpin 15 perusahaan lebih di Indonesia. Perusahaan-perusahaan itu sebagian besar tergabuang dalam MCB Group miliknya.
Beberapa perusahaan itu adalah PT. Basko Minang Plaza yang merupakan bisnis di bidang pusat perbelanjaan, PT. Cerya Riau Mandiri Printing (percetakan), PT. Bastara Jaya Muda (tambang batu bara), PT. Riau Agro Mandiri (penggemukan, impor dan ekspor ternak), dan lain-lain.
Basko lahir pada 1959 di sebuah kota bernama Pariaman di Sumatera Barat. Kehidupan masa kecilnya dilalui dalam kondisi kemiskinan. Hidupnya sangat getir dan memprihatinkan waktu itu. Bahkan untuk makan saja, ibunya harus meminjam beras ke tetangga. Perutnya sering kelaparan karena hanya bisa makan satu kali dalam sehari. Ayahnya hanyalah seorang buruh tani yang kemudian pergi merantau ke Riau.
Karena didorong oleh kesusahan hidup itulah akhirnya Basko memutuskan untuk merantau juga ke Riau. Di perantauan, Basko pernah menjadi kernek. Dari kernek, ia kemudian dipercaya menjadi supir oplet. Basko mengawali bisnisnya dengan menjual pete. Ia juga pernah menjadi pemborong, tukang jahit, hingga mampu memiliki sebuah dealer mobil.
Keahlian yang dimiliki Basko adalah berkomunikasi. Ia juga pandai membangun jaringan, menepati janti, dan selalu menjaga kepercayaan. Hal-hal itulah yang membuat dirinya berhasil menaklukkan kemiskinan hingga bisa membangun kerajaan bisnis dan menciptakan lapangan pekerjaan.
3.    Puspo Wardoyo (Bos Rumah Makan Wong Solo)
Puspo Wardoyo merupakan pemilik waralaba Rumah Makan Wong Solo. Rumah makan yang terkenal dengan ciri khasnya, yaitu ayam bakar. Hingga kini Rumah Makan Wong Solo telah memiliki 20 lebih gerai Ayam Bakar Wong Solo.
Gerainya tersebar di sekitar Pulau Jawa, Sumatera, dan Kalimantan. Rumah Makan Ayam Bakar Wong Solo racikan Puspo Wardoyo ini selalu ramai dikunjungi tiap jamnya.
Kesuksesan bisnis Puspo Wadoyo hanya bermodal awal 700 ribu rupiah. Dengan modal awalnya itu, ia mampu mencapai bisnis yang hebat. Puspo yang kini punya istri 3 orang ini dahulunya adalah seorang dosen dan guru. Lantas ia beralih ke dunia bisnis karena profesinya dianggap tidak mencukupi kebutuhan keluarga.
Ia memilih bisnis ayam bakar karena wasiat dari ayahnya. Tiga hari sebelum ayahnya meninggal, ia berpesan bahwa Puspo harus berjualan ayam bakar kalau mau sukses.

4.    Roy Lukito (Pengusaha Tas Terbesar)
Roy Lukito dikenal sebagai pengusaha tas terbesar di Indonesia. Produk-produknya diproduksi dari perusahaan B&B Incorporation (B&B Inc.). Perusahaan ini telah memproduksi tas dengan berbagai merek terkenal seperti; Eiger, Export, Neosack, Bodypack, Nordwand, Morphosa, World Series, dan lain-lain.
Merek-merek tersebut memang sudah dikenal di kalangan mahasiswa dan pelajar. Roy memang menargetkan pasarnya untuk kalangan pelajar dan mahasiswa.
Seperti kebanyakan kisah sukses pengusaha lainnya, Roy Lukito lahir dari keluarga yang tidak mampu. Orang tuanya merupakan orang yang hidup dalam kemiskinan. Karena kemiskinannya, Roy hanya lulus sekolah sampai STM.
Sejak sekolah, Roy sudah memperlihatkan bakat bisnisnya. Ia dikenal sebagai anak yang suka bekerja keras dan ulet. Roy pernah berjualan susu saat masih STM. Susu yang dijual dari rumah ke rumah itu, ia jual dalam bentuk bungkusan plastik kecil  dengan diikat karet. Roy mengatakan kalu bisnis tasnya dimulai dari nol. Ia terus merintis usaha tas hingga sukses seperti sekarang.
Bob Sadino (Lampung, 9 Maret 1933), atau akrab dipanggil om Bob, adalah seorang pengusaha asal Indonesia yang berbisnis di bidang pangan dan peternakan. Ia adalah pemilik dari jaringan usaha Kemfood dan Kemchick. Dalam banyak kesempatan, ia sering terlihat menggunakan kemeja lengan pendek dan celana pendek yang menjadi ciri khasnya. Bob Sadino lahir dari sebuah keluarga yang hidup berkecukupan. Ia adalah anak bungsu dari lima bersaudara. Sewaktu orang tuanya meninggal, Bob yang ketika itu berumur 19 tahun mewarisi seluruh harta kekayaan keluarganya karena saudara kandungnya yang lain sudah dianggap hidup mapan.


Bob kemudian menghabiskan sebagian hartanya untuk berkeliling dunia. Dalam perjalanannya itu, ia singgah di Belanda dan menetap selama kurang lebih 9 tahun. Di sana, ia bekerja di Djakarta Lylod di kota Amsterdam dan juga di Hamburg, Jerman. Ketika tinggal di Belanda itu, Bob bertemu dengan pasangan hidupnya, Soelami Soejoed.

Pada tahun 1967, Bob dan keluarga kembali ke Indonesia. Ia membawa serta 2 Mercedes miliknya, buatan tahun 1960-an. Salah satunya ia jual untuk membeli sebidang tanah di Kemang, Jakarta Selatan sementara yang lain tetap ia simpan. Setelah beberapa lama tinggal dan hidup di Indonesia, Bob memutuskan untuk keluar dari pekerjaannya karena ia memiliki tekad untuk bekerja secara mandiri.

Pekerjaan pertama yang dilakoninya setelah keluar dari perusahaan adalah menyewakan mobil Mercedes yang ia miliki, ia sendiri yang menjadi sopirnya. Namun sayang, suatu ketika ia mendapatkan kecelakaan yang mengakibatkan mobilnya rusak parah. Karena tak punya uang untuk memperbaikinya, Bob beralih pekerjaan menjadi tukang batu. Gajinya ketika itu hanya Rp.100. Ia pun sempat mengalami depresi akibat tekanan hidup yang dialaminya.

Suatu hari, temannya menyarankan Bob memelihara ayam untuk melawan depresi yang dialaminya. Bob tertarik. Ketika beternak ayam itulah muncul inspirasi berwirausaha. Bob memperhatikan kehidupan ayam-ayam ternaknya. Ia mendapat ilham, ayam saja bisa berjuang untuk hidup, tentu manusia pun juga bisa.

Sebagai peternak ayam, Bob dan istrinya, setiap hari menjual beberapa kilogram telor. Dalam tempo satu setengah tahun, ia dan istrinya memiliki banyak langganan, terutama orang asing, karena mereka fasih berbahasa Inggris. Bob dan istrinya tinggal di kawasan Kemang, Jakarta, di mana terdapat banyak menetap orang asing.

Tidak jarang pasangan tersebut dimaki pelanggan, babu orang asing sekalipun. Namun mereka mengaca pada diri sendiri, memperbaiki pelayanan. Perubahan drastis pun terjadi pada diri Bob, dari pribadi feodal menjadi pelayan. Setelah itu, lama kelamaan Bob yang berambut perak, menjadi pemilik tunggal super market (pasar swalayan) Kem Chicks. Ia selalu tampil sederhana dengan kemeja lengan pendek dan celana pendek.

Bisnis pasar swalayan Bob berkembang pesat, merambah ke agribisnis, khususnya holtikutura, mengelola kebun-kebun sayur mayur untuk konsumsi orang asing di Indonesia. Karena itu ia juga menjalin kerjasama dengan para petani di beberapa daerah.

Bob percaya bahwa setiap langkah sukses selalu diawali kegagalan demi kegagalan. Perjalanan wirausaha tidak semulus yang dikira. Ia dan istrinya sering jungkir balik. Baginya uang bukan yang nomor satu. Yang penting kemauan, komitmen, berani mencari dan menangkap peluang.

Di saat melakukan sesuatu pikiran seseorang berkembang, rencana tidak harus selalu baku dan kaku, yang ada pada diri seseorang adalah pengembangan dari apa yang telah ia lakukan. Kelemahan banyak orang, terlalu banyak mikir untuk membuat rencana sehingga ia tidak segera melangkah. “Yang paling penting tindakan,” kata Bob.

Keberhasilan Bob tidak terlepas dari ketidaktahuannya sehingga ia langsung terjun ke lapangan. Setelah jatuh bangun, Bob trampil dan menguasai bidangnya. Proses keberhasilan Bob berbeda dengan kelaziman, mestinya dimulai dari ilmu, kemudian praktik, lalu menjadi trampil dan profesional.
Menurut Bob, banyak orang yang memulai dari ilmu, berpikir dan bertindak serba canggih, arogan, karena merasa memiliki ilmu yang melebihi orang lain.

Sedangkan Bob selalu luwes terhadap pelanggan, mau mendengarkan saran dan keluhan pelanggan. Dengan sikap seperti itu Bob meraih simpati pelanggan dan mampu menciptakan pasar. Menurut Bob, kepuasan pelanggan akan menciptakan kepuasan diri sendiri. Karena itu ia selalu berusaha melayani pelanggan sebaik-baiknya.

Bob menempatkan perusahaannya seperti sebuah keluarga. Semua anggota keluarga Kem Chicks harus saling menghargai, tidak ada yang utama, semuanya punya fungsi dan kekuatan.

Anak Guru

Kembali ke tanah air tahun 1967, setelah bertahun-tahun di Eropa dengan pekerjaan terakhir sebagai karyawan Djakarta Lloyd di Amsterdam dan Hamburg, Bob, anak bungsu dari lima bersaudara, hanya punya satu tekad, bekerja mandiri. Ayahnya, Sadino, pria Solo yang jadi guru kepala di SMP dan SMA Tanjungkarang, meninggal dunia ketika Bob berusia 19.

Modal yang ia bawa dari Eropa, dua sedan Mercedes buatan tahun 1960-an. Satu ia jual untuk membeli sebidang tanah di Kemang, Jakarta Selatan. Ketika itu, kawasan Kemang sepi, masih terhampar sawah dan kebun. Sedangkan mobil satunya lagi ditaksikan, Bob sendiri sopirnya.

Suatu kali, mobil itu disewakan. Ternyata, bukan uang yang kembali, tetapi berita kecelakaan yang menghancurkan mobilnya. ”Hati saya ikut hancur,” kata Bob. Kehilangan sumber penghasilan, Bob lantas bekerja jadi kuli bangunan. Padahal, kalau ia mau, istrinya, Soelami Soejoed, yang berpengalaman sebagai sekretaris di luar negeri, bisa menyelamatkan keadaan. Tetapi, Bob bersikeras, ”Sayalah kepala keluarga. Saya yang harus mencari nafkah.”

Untuk menenangkan pikiran, Bob menerima pemberian 50 ekor ayam ras dari kenalannya, Sri Mulyono Herlambang. Dari sini Bob menanjak: Ia berhasil menjadi pemilik tunggal Kem Chicks dan pengusaha perladangan sayur sistem hidroponik. Lalu ada Kem Food, pabrik pengolahan daging di Pulogadung, dan sebuah ”warung” shaslik di Blok M, Kebayoran Baru, Jakarta. Catatan awal 1985 menunjukkan, rata-rata per bulan perusahaan Bob menjual 40 sampai 50 ton daging segar, 60 sampai 70 ton daging olahan, dan 100 ton sayuran segar.

”Saya hidup dari fantasi,” kata Bob menggambarkan keberhasilan usahanya. Ayah dua anak ini lalu memberi contoh satu hasil fantasinya, bisa menjual kangkung Rp 1.000 per kilogram. ”Di mana pun tidak ada orang jual kangkung dengan harga segitu,” kata Bob.

Om Bob, panggilan akrab bagi anak buahnya, tidak mau bergerak di luar bisnis makanan. Baginya, bidang yang ditekuninya sekarang tidak ada habis-habisnya. Karena itu ia tak ingin berkhayal yang macam-macam.

Haji yang berpenampilan nyentrik ini, penggemar berat musik klasik dan jazz. Saat-saat yang paling indah baginya, ketika shalat bersama istri dan dua anaknya.

Nama :
Bob Sadino
Lahir :
Tanjungkarang, Lampung, 9 Maret 1933
Agama :
Islam

Pendidikan :
-SD, Yogyakarta (1947)
-SMP, Jakarta (1950)
-SMA, Jakarta (1953)

Karir :
-Karyawan Unilever (1954-1955)
-Karyawan Djakarta Lloyd, Amsterdam dan Hamburg (1950-1967)
-Pemilik Tunggal Kem Chicks (supermarket) (1969-sekarang)
-Dirut PT Boga Catur Rata
-PT Kem Foods (pabrik sosis dan ham)
-PT Kem Farms (kebun sayur)

Alamat Rumah:
Jalan Al Ibadah II/12, Kemang, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan Telp: 793981

Alamat Kantor :
Kem Chicks Jalan Bangka Raya 86, Jakarta Selatan Telp: 793618

Referensi :

- http://pengusahamuda.wordpress.com/biografi/
- http://id.wikipedia.org/wiki/Bob_Sadino